Pengantar Hukum Adat: Kuliah Oleh Bapak Dr. Narendra Jatna, S.H., LL.M.

Kemarin, para mahasiswa mendapatkan kesempatan luar biasa dengan menghadiri mata kuliah pengantar hukum adat yang disampaikan langsung oleh seorang praktisi hebat dalam ranah hukum, Bapak Dr. Narendra Jatna, S.H., LLM. yang merupakan Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, serta Ketua Pengurus Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, dan Dosen Kehormatan STIH Adhyaksa.

Dalam kuliahnya, beliau menjelaskan bagaimana hukum adat dapat berlaku, sifat-sifat hukum adat yang dinamis, hingga pembagian jenis-jenis hukum adat itu sendiri. Seperti metafora yang diungkapkan oleh Prof. Selo Sumardjan “Seperti air dengan dasar gelas” yang menggambarkan sifat keberlakuan hukum adat dalam masyarakat. Dalam metafora ini, hukum adat diibaratkan seperti air yang melekat pada dasar gelas, menandakan keberadaannya yang mendalam dan sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

___________________________________

Yesterday, the students had an extraordinary opportunity to attend an introductory lecture on customary law delivered directly by an outstanding practitioner in the field of law, Mr. Dr. Narendra Jatna, S.H., LLM. who serves as the Head of the High Prosecutor’s Office in Bali, as well as the Chairman of the Board of Trustees of the Karya Bhakti Adhyaksa Foundation, and an Honorary Lecturer at the Adhyaksa Law School.

In his lecture, he explained how customary law can be applicable, the dynamic characteristics of customary law, and the classification of various types of customary law itself. Like the metaphor expressed by Prof. Selo Sumardjan, “Like water with the base of the glass,” which illustrates the nature of the applicability of customary law in society. In this metaphor, customary law is likened to water that adheres to the base of the glass, signifying its profound existence and difficulty in being separated from everyday life.